Jumat, 14 Oktober 2022

Luka Batin

Kali ini aku akan mengutip chapter dari sebuah buku, aku menemukan kalimat yang begitu ngena dan mungkin itu relate dengan kalian juga.

Simak yahh ..

Buku yang aku baca adalah "Kamu Tidak Salah" buku ini berisi penjelasan tentang prinsip psikologi, kasus-kasus yang dapat membantumu menolong diri sendiri maupun orang lain dalam keadaan gawat darurat mental. 

Berikut aku dapat bonus card yang berisikan bagaimana luka batin itu ada dan bagaimana cara mengatasinya. 


Jangan Berikan 'Saran, Nasihat, Penilaian, dan Penghakiman' Tapi Berempatilah

Ketika seseorang berbicara tentang rasa sakit, luka batin, atau konflik yang dialaminya, jangan beri dia saran, nasihat, penilaian dan penghakiman. Dengan begitu, barulah percakapan sungguhan dapat dimulai. Saran, nasihat, dan penghakiman memang cukup terkenal digunakan karena dianggap dapat membantu meredakan rasa sakit seseorang hanya dengan mengenal situasinya. Namun, jika kita meredakan rasa sakit seseorang hanya dengan melihat situasinya, sebagian besar fakta tentang yang sebenarnya perlu diperhatikan akan ikut hilang. Hasilnya, bukan fakta dari situasi penyebab rasa sakitnya yang kita ketahui, dan kita juga jadi tidak bisa memberinya bantuan jika kita bahkan tidak memahami situasi tersebut. Kata-kata yang dilontarkan orang yang merasa tahu padahal tidak paham tentang situasi seseorang akan terasa bagaikan pisau belati.

Sayangnya, sebagian besar cara berbicara kita sehari-hari masih dipenuhi saran, nasihat, penilaian dan penghakiman. Terkadang orang tua, guru, bahkan para konselor juga akan memberikan saran, nasihat, penilaian dan penghakiman kepada orang-orrang yang memiliki kekhawatiran kecil, hingga yang sangat menderita ingin mati. Sama halnya dengan ketika kita terus membaca buku karena kesulitan menceritakan masalah yang kita alami kepada teman. Kita hanya bisa berusaha sendiri melawan standar saran, nasihat, penilaian dan penghakiman jika berkaitan luka batin dan pikiran demi diri kita sendiri. Namun jika kita memang tidak memedulikan standar-standar tersebut, tak ada lagi yang perlu kita lakukan. 

Banyak orang yang mengungkapkan saran, nasihat, penilaian dan penghakiman sebagai solusi, tetapi bukan karena semua itu dapat membantu seseorang melainkan karena mereka tidak tahu lagi bagaimana cara berbicara yang lebih tepat. Jika dihadapkan dengan penderitaan seseorang, cara berbicara kita seakan-akan terputus bak jurang pemisah. Kita kehilangan arah. Namun, kita tidak tahu cara berbicara yang lebih tepat untuk merespon penderitaan mereka. Ketimbang memberikan lelucon, kita menganggap lebih baik mengemukakan saran, nasihat, penilaian dan penghakiman. Karena itu, konflik dan luka batin sehari-hari yang datang dalam hidup tidak semuanya bisa disembuhkan. Karena penyembukan semacam itu, dengan saran, nasihat, penilaian dan penghakiman tidaklah membantu, yang ada justru menambah penderitaan.

Jadi, apa yang harus kita katakan kepada orang yang sedang mengalami penderitaan ? Kesimpulannya kita tidak perlu banyak bicara. Hal yang dia butuhkan saat itu adalah kata-katanya sendiri, bukan kata-kata kita. Kita hanya harus membuka mata untuk mengakui luka batin dan 'aku dalam dirinya, lalu memintanya bercerita. Tahan ketidaksabaran kita dan tanya bagaimana perasaannya saat ini. Karena wajar untuk kita bertanya tentang kondisinya jika kita memang tidak tahu ketimbang bertindak sok tahu.

"Bagaimana perasaanmu sekarang ?"
"Sebesar apa penderitaanmu?"

Jika dia menghindari atau enggan menjawab, kita tidak perlu khawatir. Karena yang terpenting adalah perhatian yang kita berikan saat mengajukan pertanyaan tersebut, agar dia yakin keberadaan dirinya diperhatikan. Inilah salah satu faktor yang menjadi penentu penyembuhan batin, yaitu situasi menegaskan bahwa ada orang yang benar-benar memperhatikan rasa sakitnya, serta adanya empati untuk yang dialaminya. Karena, tahu bahwa ada seseorang yang paham penderitaan kita akan memberi kita kekuatan untuk melepaskan diri dari kungkungan penderitaan yang bagaikan neraka.

Yuk perlahan ubah pandangan kita dalam menghadapi situasi rumit di setiap masalah. 
dan yakinlah Allah menguji umatNya karena ia tahu, kita pasti bisa menjalani semuanya. 

Happy weekend :)

Sabtu, 01 Oktober 2022

Perempuan

Masih banyak yang menyalahkan pihak perempuan ketika dirasa adanya kehancuran dalam sebuah hubungan ...

Kali ini bahasan ku akan singkat saja, khawatir ada beberapa pihak yang merasa disalahkan.

Perempuan sangat senang jika mereka disapa, diajak ngobrol, diajak bercanda, kemudian berhubungan secara intens lewat chat atau phone call.

Berbeda hal nya dengan laki-laki, jika terus terus disapa, diajak ngobrol, diajak bercanda, kemudian jika terlalu intens mereka akan mudah bosan. 

Dalam berdebat, perempuan dalam hati nya tidak pernah menginginkan kemenangan sehingga dia merasa di ratu kan . Tetapi, perempuan hanya ingin laki-laki nya mengalah dan sama-sama mencari solusi kemudian difikirkan bersama sehingga masalah tidak kian larut.

Ada perempuan yang ingin terus dikasih kabar oleh pasangannya, ada juga perempuan yang hanya memberikan kabar sesekali via phone namun jika sudah bertemu apapun yang dibicarakan menjadi sangat berkualitas. Inilah ciri perempuan mandiri . 

Tidak semua perempuan ahli dalam berbicara, khusus nya jika mereka sudah bertemu dengan laki-laki yang ia sukai seketika perempuan akan banyak terdiam. Cenderung perempuan tidak menunjukkan diri  apa adanya ketika ia sudah dihadapkan dengan laki-laki yang disukai nya . Tapi inilah tugas laki-laki agar bisa membuat perempuan itu terlihat seperti diri dia apa adanya.

Teruntuk kamu laki-laki jika kamu menyukai seseorang, maka kejarlah dia. Sebelum kamu mengungkapkan langsung pada orangnya dan mengucapkan bahwa kamu tlah jatuh cinta padanya sehingga ingin dia jadi pasanganmu, maka berdo'a lah dan meminta petunjuk bahwa wanita itu adalah yang terbaik untukmu. 

Percayalah, orang baik akan dipasangkan dengan orang baik juga.

Jaga perempuan sebagaimana ia adalah ibumu.

See you.... 


Selamat Tinggal Sahabat

Cerita kali ini akan aku sampaikan dengan sangat singkat Aku menulisnya dengan menitikan air mata, Selamat tinggal sahabat yang sudah lebih ...