Selasa, 25 April 2023

Hati yang Seperti Cermin

Jika ingin mendapatkan hati seseorang, maka kita harus bisa mendengarkan dengan baik. Ketika orang tersebut mencurahkan isi hati dan pikirannya, kita tidak harus memberikan jawaban secara langsung, yang terpenting adalah mendengarkan ceritanya terlebih dahulu. 

Jika kesedihan datang, maka luapkan kesedihan tanpa tersisa. Jika merasa senang, tentu luapkan rasa senang itu tanpa tersisa. Seperti cermin yang memantulkan sebuah objek dengan keadaan apa adanya, dan ketika objek itu pergi maka bayang-banyak di cermin pun akan menghilang, begitu pula hati kita harus seperti itu.

Menyimak bukan sekedar mempertahankan kondisi hening dan diam. Menyimak termasuk mengirim tanda, sinyal pandangan mata, gerakan dan reaksi yang sesuai dengan kata - kata orang tersebut. Maka, lawan bicara pun akan merasakan bahwa kita sedang menyimak dengan sepenuh hati dan penuh konsentrasi. 

Aku benci kondisi, ketika kita bercerita pada seseorang dan lalu orang tersebut membalas dengan menceritakan penderitaan yang sama. Dalam hal ini, bukan berarti aku menolak ceritanya tetapi seolah 'beradu nasib' padahal yang kita harapkan bukan juga ingin direspon dengan ceritanya tersebut tapi bisa jadi hanya ingin didengar atau disimak saja. Ini termasuk manner dalam berkomunikasi sesama manusia, kalau kamu masih saja 'beradu nasib' dengan lawan bicaramu, maka kamu bukan manusia. Bukannya tidak boleh, mungkin saja ceritanya bisa memberi kita inspirasi misal bercerita mengeluh kesah lalu dia menceritakan kisahnya yang didalamnya itu ada inti effort success factor kan baik untuk kita contoh. Tapi seringnya yang aku temui malah dia seolah 'beradu nasib' sehingga membandingkan mana yang lebih menderita.

Ketika kita menyimak sebuah cerita dimana orang tersebut memiliki perasaan yang rumit, maka ia akan bercerita lebih leluasa jangan kamu berikan tanda bahwa kamu juga sebetulnya lebih menderita, jangannn,,,, disaat seperti itu kita bisa membantu lawan bicara untuk menghadapinya sendiri melalui pertanyaan-pertanyaan sederhana. 

Reaksi kita saat mendengarkan tidak boleh berubah menjadi nasihat atau anjuran.

Menyimak bukanlah mendengarkan seolah kita berada di posisi yang lebih tinggi. Pertama-tama kita harus membersihkan debu yang menempel pada diri kita terlebih dahulu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Tinggal Sahabat

Cerita kali ini akan aku sampaikan dengan sangat singkat Aku menulisnya dengan menitikan air mata, Selamat tinggal sahabat yang sudah lebih ...